Pemerintah berharap IKN sebagai bagian dari visi Indonesia emas 2045, dapat menjadi pusat perkembangan inovasi serta pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia
PONTIANAK- Pilih Logo IKN, Kenali 5 Calon Logo IKN Nusantara Beserta Maknanya.
Indonesia saat ini sedang dalam tahap perencanaan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke wilayah baru yang lebih strategis di Kalimantan Timur.
Luas wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebesar 256.142 hektare (Ha).
Kepala otorita IKN Bambang Susantono memperkirakan wilayah IKN 4 kali lebih luas dari DKI Jakarta dan 3 kali lebih luas dari Singapura.
Pemerintah saat ini menargetkan pada 2024 pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dengan luas 6.671 Ha.
Pihak otorita IKN juga mengajak masyarakat Indonesia melalui Program pilih logo untuk berpartisipasi memberikan pilihannya.
Pemilihan logo IKN mulai dari tanggal 4 April-20 Mei 2023.
Berakhir pada Mei 2023, Pilih Logo IKN dan Menangkan Motor Listrik dari Presiden Joko Widodo 

Pemerintah berharap IKN sebagai bagian dari visi Indonesia emas 2045, dapat menjadi pusat perkembangan inovasi serta pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
Berikut pilihan calon logo untuk IKN beserta filosofisnya :
Logo yang di design oleh Agra Satria seorang pendiri dan direktur kreatif MATA Studio ini memiliki desain dengan formasi modular.
Memberikan gambaran negara Indonesia yang terdiri dari kepualuan dan planologi Ibu Kota Nusantara.
Logo ini terinspirasi dari pohon hayat yang selaras dengan kosmologi IKN.
Simbol dari akar, batang pohon, dan dahan pohon memiliki simbolisme yang berbeda dalam hubungan manusia dengan alam, sesama manusia, dan nilai-nilai luhur. 
Identitas IKN Nusantara, sebagai kota modern dan berkelanjutan, memilih 9 warna cerah yang mewakili simbol kekayaan alam Indonesia dan doa ibu pertiwi agar bangsa Indonesia senantiasa makmur dan damai sentosa. 
Kombinasi utama warna adalah “Hijau” dan “Emas”.
Logo ini di desain oleh pemuda asal Bandung yang juga co-founder POT Branding House, Aulia Akbar.
“Pohon Hayat Nusantara” berdasarkan oleh penghayatan simbolisme pohon yang terdapat di Indonesia dari barat hingga timur. 
Pohon melambangkan sumber kehidupan dan kekayaan hayati yang melimpah di ekologi kita. 
Simbol dasar dari logo ini tumbuh dari 5 akar ideologi bangsa, yaitu Pancasila, dan tumbuh menjadi 7 batang gugus pulau besar di Indonesia. 
Sebagai masyarakat maritim dengan wawasan Nusantara, laut dan alur sungai sebagai penghubung yang menyatukan seluruh pulau tersebut dalam satu lingkaran utuh.
17 kembang mekar pada logo tersebut melambangkan kemerdekaan abadi.
Untuk menciptakan identitas visual yang merayakan peradaban baru Indonesia, font menggunakan “IKN Sutasoma” sebagai suara dari rancangan Nusantara. 
Font ini terinspirasi dari aksara Pallawa, salah satu aksara tertua di Asia Tenggara yang ditemukan di Kutai, Kalimantan. 
Rancangan bentuk logo ini secara universal namun tetap memiliki akar yang kuat dengan kultur Indonesia.
Dimas Fakhruddin adalah pembuat logo ini, ia seorang desainer grafis profesional asal Malang, Jawa Timur.
Logo ini memiliki landasan filosofis yang kuat yaitu semangat Nusantara untuk terus tumbuh sebagai kota dunia yang memiliki integritas dan daya saing secara global. 
Secara visual, logo ini dalam bentuk sirkular yang melambangkan pergerakan kolektif masyarakat Indonesia. 
Logo ini memiliki pusat pada simbol bintang yang merepresentasikan Pancasila sebagai pondasi utama dalam membangun IKN Nusantara.
IKN Nusantara menjadi harapan untuk menjadi rumah bersama bagi masyarakat dunia yang saling bersinergi dan menjadi role model Kota Dunia.
Dengan menggunakan logo ini, kita bersama-sama merayakan IKN Nusantara sebagai ruang milik seluruh warga Indonesia dan dunia dengan harapan terwujudnya harmoni dan sinergi untuk transformasi dan kemajuan peradaban Indonesia. 
Filosofi yang dari logo ini, “Nusantara, Harmony We Lived In” menegaskan pentingnya menjaga harmoni dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Logo ini di design oleh Kepala studio desain SUNVisual dengan pengalaman profesi lebih dari 20 tahun yaitu Ismiaji Cahyono.
Terinspirasi dari kearifan kampung yang mewakili lingkungan rumpun keluarga yang saling terhubung. 
Rumah merupakan unit terkecil dalam kampung, yang merupakan tempat bertumbuh dan diayomi. 
Ikon rumah, yang merupakan paduan ambang dan atap, diserap dalam huruf “N” di tengah nama Nusantara sebagai tanda utama identitas. 
Ikon rumah diapit oleh “Nusa” yang berarti kepulauan dan “Tara” yang berarti ‘sama tingkatnya’. 
Ibukota adalah pusat pengelolaan beragam kampung dengan pelayanan yang setara. 
Identitas dengan kombinasi warna “hijau laut” yang melambangkan kemaritiman, agraria, dan intelektualitas, dan warna “kuning sawo” yang melambangkan kreativitas dan inovasi. 
Pola identitas terdiri dari komposisi kampung yang terhubung dan tumbuh bersama untuk saling memperkuat, mencerminkan perayaan kebersamaan yang sakral dan inovatif di Indonesia.
Wildan merupakan orang yang mendesain logo ini.
Ia adalah co-founder workbyw, perusahaan konsultan brand berlokasi di Jakarta.
Nusantara, sebuah wilayah di sekitar khatulistiwa, memiliki perbedaan yang beragam namun tetap hidup berdampingan dengan keluhuran budaya dan keterbukaan terhadap inovasi dunia. 
Meskipun terdapat banyak budaya daerah, namun kita memiliki satu identitas bangsa. 
Kebijakan luar negeri yang digunakan adalah non-blok namun aktif dalam upaya perdamaian dunia. Meskipun berbeda, namun kebersamaan adalah kekuatan kita.
IKN Nusantara dapat menjadi keseimbangan baru, ruang kebersamaan, serta semangat gerakan persatuan kita. 
Kita percaya pada kekuatan sinergi yang harmonis, yang mampu menyatukan kita dari dalam dan melipatgandakan kekuatan terbaik kita. 
Logo ini melambangkan penghubung antara masa lalu dan masa depan yang kita tuju, sejalan dengan ideologi, keluhuran budaya, dan semangat maju bersama di antara kita. 
Bersama, kita dapat bersinergi dari Nusantara untuk Indonesia dan dunia, serta tumbuh secara inklusif di kepulauan yang terhubung oleh lautan. (*)
Berita terkini, tajam & tuntas!

source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk, sini cerita sama Diba!
1